Propinsi aceh, begitu lah
sebutan yang selalu di katakan oleh khalayah masyarakat yang ada di indonesia,
nuh jauh diujung barat sebuah kabupaten aceh selatan, kenapa....? dikarenakan
aceh ini berada dibagian barat selatan pada peta pulau aceh.
Aceh selatan yang ibu kota
kabupaten nya tapak tuan ini begitu indah dengan pemandangan alamnya seperti
laut, gunung, ladang dan sawah. Tapi apa.......! semua nya terlena dengan keindahan
alamnya. Aceh selatan terdiri dari beberapa kecamatan dimana salah satu nya bernama
kecamatan susoh, yang lebih dikenal oleh khalayak aceh pada masa dulu yaitu
tempat para kumpulan melayu, dikarenakan mereka hampir rata-rata menggunakan
bahasa melayu (padang) begitulah. Terletak di tepi pantai nan indah.
Terlihatlah sebuah rumah yang
sederhana yang dihuni oleh sepasang manusia, dialah Juliman Sastro Prawiro dan
Mardauyah binti Adam. Pak jol begitu dipanggil oleh orang sekeliling nya. Pak
jol sehari-hari bekerja sebagai pekerja bengkel mobil yang terletak di sudut
kecamatan ini, dengan gigihnya selain ahli nya tentang perbaikan mobil, pak jol
juga ahli dalam ukiran-ukiran jawa nya serta di barengi dengan berkebun.
Begitu pula dengan sang istri
yang biasa di panggil buk mar oleh orang sekelilingnya, beliau berprofesi
sebagai seorang guru Sekolah Dasar waktu itu hingga kini. Beliau sangat setia
akan suami nya, kemana pun sang suami beliau pasti selalu mendampinginya.
Bahagia di lihat indah dirasa keluarga yang penuh kasih sayang tanpa batas.
Senja sepi menyelimuti
matahari yang telah seharian menyinari bumi, burung camar terbang kembali
kesarang, deburan ombak laut yang semakin jelas suaranya, yang tandanya hari
akan gelap. Semua orang kembali ke rumah masing-masing setelah seharian mencari
nafkah buat keluarga, para nelayan siap-siap menyongsong gelombang malam dalam
mencari ikan, begitu juga dengan keluarga pak jol, semua menanti azan magrib
berkumandang.
Buk...........buk......
ibu....... panggil beliau sebelum masuk rumah... dengan tergopoh-gopoh sang
istri keluar sambil berkata, ada apa pak... kok magrib-magrib ribut nih....,
ngak ada cuman mau dengar suara nya aja.. sambil tersenyum, pak jol pun berlalu
kekamar mandi...
Azan magrib pun berkumandang,
pak jol dan sang istri bersiap-siap menunaikan sholat magrib berjamaah, dengan
deburan ombak, suara angin laut, suara kumandang azan yang mengema, terdengar
suara merdunya pak jol yang sedang membacakan ayat-ayat sholat. Di rumah mungil
yang kehidupan ala kadar nya. Mereka sangat bahagia dan tidak ada di raut wajah
mereka merasa susah.
Malam berganti pagi, pagi
berganti siang, siang berganti malam kembali begitu seterusnya, bulan pun
berganti dan tahun pun berlalu. Pak..... bapak..... begitu suara sang istri
memanggil suaminya pak jol..... ia. Ia buk.. ada apa...? perut ibu sakit sekali
nih.. nampaknya ibu mengandung anak kita ni pak... begitu suara nya.. sang
suami dengan bahagia nya lalu mengulang kembali dengan kata.. apa buk....
benarkah itu......?
Lalu pak jol dengan senang
nya, dan berkata nih anak kita yang pertama ya buk... kita pulang kampung aja
ya untuk melahirkannya, dengan senang hati sang istri menjawab.. ia pak.. saya
juga sudah kangen akan kampung pak... Berganti hari dan bulan kandungan sang
ibu dah hampir masa nya tuk melahirkan, lalu pak jol pun mempersiapkan
barang-barang yang akan di bwa pulang kekampung.
Keesokkan hari nya dengan
sebuah bus antar kota dalam propinsi yaitu PMTOH mereka berangkat menuju
kampung halaman sang istri yang terletak di bagian utara aceh tepat nya di kota
Lhokseumawe yang sering kita dengan dengan sebutan petro dolar, terdapat lah
sebuah kecamatan dengan sebutan krueng geukueh, kabupaten aceh utara.
Uteun geulinggang, begitulah
sebutan untuk sebuah desa yang terletak di kecamatan krueng geukueh kabupaten
aceh utara, terletak tidak jauh dari pantai serta di kelilingi oleh
pabrik-pabrik yang megah yang terkenal dengan kejayaan hasil alamnya, tidak
sama seperti susoh yang ada di aceh selatan, dengan hinggar bingarnya suara
mobil, mesin pabrik dan deburan ombak, lahirnya seorang bayi perempuan dari
keluarga pak jol dan diberi nama Juliance.
Dengan senang dan hati gembira
keluarga pak jol menyambut kelahiran anak nya yang pertama tersebut, dan
setelah meranjak usia 4 tahun, pak jol dan istri beserta anaknya yang pertama
serta di temani oleh adik sang istri nur asbaniah namanya, mereka berangkat
kembali ke aceh selatan. Yang bertepatan pada tahun 1981, lalu mereka kembali
di anugerahi anak yang kedua dan di beri nama abibi pada tahun 1982 dan selanjutnya
mereka di anugerahi seorang anak laki-laki pada tahun 1984 yaitu aku dan di
beri nama Afijal, dan terakhir di anugerahi kembali anak keempat yaitu adik
saya di berinama Afni pada tahun 1987.
Mereka hidup dengan penuh
kebahagian, tanpa terasa pak jol harus berangkat merantau untuk mencari nafkah,
sehingga tinggallah istri dan anak di rumah mungil. Begitulah kisah singkat
keluarga ku yang di ceritakan bapak dan ibu.
Afijal itu nama lengkap ku
atau teman-teman memanggilku dengan nama panggilan iboy, dikarenakan diriku
anak lelaki satu-satu nya dalam keluarga pak jol. Aku lahir pada hari kamis, 25
agustus 1984 di sebuah kota kecil di tepi pantai dengan sebutan pulau kayu yang
terletak di kabupaten aceh selatan kecamatan susoh. Dari kecil diri ku selalu
dimanja dan disayang oleh kedua orang tua ku hingga suatu saat aku harus
sekolah disini lah kisah ku kenangan lalu ku.
LANJUT YA BLOGGER BACA KISAH KU - II
LANJUT YA BLOGGER BACA KISAH KU - II
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete