Pada tahun 1998 bulan juli,
keributan dan suara tembakan semakin menjadi-jadi, dan kondisi semakin tidak
aman, terutama kejadian penembakan secara massa yang dilakukan oleh pata TNI di
simpang PT.KKA Aceh utara. Telah membuat pandangan msyarakat dunia tertuju
terhadap aceh, begitu selesai ujian tanpa menunggu hasil ujian, sang ibu pun
membawa saya dan adek berangkat ke lhokseumawe. Dan sebelum langsung kami
singgah di rumah kos kak bibi di banda aceh.
Begitu sampai di terminal
banda aceh, sang ibu pun mengajak kami makan di sebuah rumah makan, sehingga
kami bertiga pun menikmati makan pagi dengan nikmatnya, tetapi tiba-tiba afni
berujar,... jeh ayamnya jatuh mak... seraya tertawa dan tersenyum saya pun
berujar, ternyata ayam yang sudah di goreng pun masih hidup ya......... sang
ibu pun tertawa dengan lepasnya. Disaat itu lah walaupun kondisi keamanan di
aceh tidak kondusif, tetapi kami masih bisa melepaskan senyum dan tertawa
dengan lepas.
Selesai makan, kami
melanjutkan perjalanan menuju ke tempat kos kak bibi, dan beristirahat sejenak
sambil menunggu jemputan L-300 yang akan membawa kami ke kabupaten aceh utara
kota lhokseumawe. Setelah lebih kurang 3 jam kami beristirahat, mobil jemputan
pun datang dan kami langsung berangkat. Nanti kalo abibi libur, jangan balik
lagi ke aceh selatan, tapi langsung aja ke lhokseumawe ya... ujar sang ibu.
Setelah menempuh perjalanan
lebih kurang 4 jam, dengan melewati gunung seulawah agam dan seulawah inong dengan
jalan yang berkelok, pandangan saya tertuju terhadap hutan yang ada di sekitar
gunung itu kelihatan sangat lebat, makanya bisa dijadikan sebagai tempat
perkumpulan gerakan aceh merdeka, lalu tiba-tiba ada monyet disepanjang jalan
seulawah.. lihat mak, bang boy.. ujar sang adek. Dengan seketika mata tertuju
langsung kearah yang di tunjuk oleh afni, sembari bergurai tawa kami bertiga
pun membuat ribut dalam angkutan umum yang kami naiki.
Sepanjang perjalanan menuju
lhokseumawe, banyak keindahan yang saya lihat, di kabupaten pidie, kabupaten
bireuen kami lalui dan sampailah kami di kabupaten aceh utara. Kamoe troen di
krueng geukuh di keu komplek PT. AAF beuh (kami turun di krueng geukueh depan
komplek PT.AAF ya), ujar sang ibu dalam bahasa aceh kepada sang sopir.
Tiba-tiba mobil berhenti dan
seketika pandangan saya takjub dengan besarnya komplek dan pabrik yang ada di
krueng geukuh, yang selama di aceh selatan saya hanya melihat hutan dan jalan
serta laut. Tapi kali ini saya bisa melihat indahnya kabupaten aceh utara,
seraya berjanji pada diri sendiri saya akan menelusuri aceh ini bila aman
sampai kewilayah pelosok.
Sesampai dirumah kami bertemu
kembali dengan bapak dan kakak uli yang sudah berada duluan di krueng geukueh,
dan waktu itu kami numpang di rumah bunda cek, adek ibu yang perempuan. Dan
ternyata sang bapak selama berada di krueng geukeuh beliau bekerja membantu
suami adek mamak dalam pembuatan perabot rumah tangga.
Malam pun berlalu suara
ayam berkokok, serta di temani derungan suara pabrik pupuk asean aceh
fertilizer menderu mengiringi malam yang kian mencekam, diakibatkan oleh
kondisi aceh. Kami sekeluarga pun terlelap dalam mimpi.HAI PARA BLOGGER... BACA JUGA KISAH KU - IX YA... (Klik)
0 comments:
Post a Comment