Dimalam yang sepi mencekam,
tiba-tiba kami sekeluarga di kejutkan dengan bunyi ledakan senjata api yang
tidak jauh dari rumah yang kami tempati, kami pun sekeluarga mengira itu adalah
suara ban mobil yang pecah. Tetapi tidaki lama setelah bunyi ledakan pertama
langsung bunyi rentetan suara lainnya serta rame suara orang berlarian di luar
rumah kami. Kami pun semua nya hanya bisa terdiam dan tidak berkutik didalam
rumah. Malam pun berlalu berganti
menjadi pagi, kami pun setelah kejadian tadi malam tidak tidur kembali, tetapi
menunggu dengan hati yang gelisah, selesai sholat subuh kami pun keluar dari
rumah dan kami melihat sekeliling rumah yang kami tempati bertaburan
selongsongan peluru senjata api.
Para
tetangga juga berhamburan kerumah, nah itu lah terjadi kembali gosip yang tidak
mengenakkan di hati saya, mereka tetap menybutkan dasar si pai alias jawa,
datang ke aceh khusus ingin membunuh masyarakat aceh. Aku pun mendengar
kata-kata itu geram dan sedih bercampur menjadi satu. Emang siapa sih yang
salah dan apa yang di perjuangkan ?
Sembari berlalu dan kami pun
bersiap-siap dengan aktifitas masing-masing, ayah pergi berjualan, ibu
mengajar, kakak ku berangkat kuliah aku dan adik ku pun berangkat kesekolah
seperti biasa. Setelah kejadian malam itu, desa kami mendapat kan perintah dari
pihak muspika kecamatan agar membuat ronda malam untuk keamanan desa
masing-masing. Nah itu pun berlaku bagi semua warga yang tinggal di desa uteuen
geulinggang.
Hari pun berlalu, disetiap
benak kami selalu berharap agar konflik di aceh agar bisa segera berakhir, dan
akupun selama mempersiapkan diri untuk ujian kenaikan kelas yang akan
dilaksanakan oleh sekolah, serta aku berharap agar aku bisa naik kelas. Selama
konflik di aceh banyak dari teman-teman ku yang tidak bersekolah lagi dan
banyak juga dari teman-teman ku pun ikut bergabung kedalam gerakana aceh
merdeka seperti bustami nisam, samsul tambon baroh, peckong dan juga
teman-teman ku yang lainnya. Tetapi diri ku hanya berharap agar semua ini cepat
berlalu.
Setiap hari senin pastinya
dulu ada upacara bendera yang dilaksanakan oleh setiap sekolah, tetapi semenjak
konflik yang tidak mereda, banyak sekolah yang tidak lagi melaksanakan upacara
bendera tersebut, tetapi sekolah kami melaksanakan senam pagi sebagai peganti
upacara bendera. Selesai senam pagi kami pun biasanya langsung bubar menuju
kantin sekolah, tetapi pagi ini kami tidak diperbolehkan meranjak dari lapangan
sekolah karena ada kedatangan dari pihak kepolisian untuk memberikan mata
pelajaran umum tentang cinta terhadap bangsa dan negara.
Pada mata pelajaran umum
itu, menjelaskan tentang apa yang disebut cinta terhadap bangsa dan negera, apa
yang tidak boleh kita lakukan untuk bangsa indonesia, dan lain sebagainya. Tetapi
inti dari mata kuliah itu mengatakan bahwa tidak ada yang namanya disebut
kemerdekaan dalam provinsi disebuah negara. Yang selama ini tejadi diaceh
adalah gerakan separatis yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mengatasnamakan rakyat aceh. Begitulah yang dapat ku ambil kesimpulan dari mata
pelajaran umum yang di berikan oleh pihak kepolisian yang hadir disekolah kami.BACA JUGA KISAH KU - XII (Klik)......
0 comments:
Post a Comment