Hari pun berlalu dan dengan
senyum gembira di wajahku karena aku lulus SMA dengan nilai yang sangat
memuaskan. Dan sembari pulang kau berpikir semoga jadi aku kuliah di propinsi
sumatera utara di universitas sumatera utara nantinya. Kami pun setelah keluar
pengumuman kelulusan pada jam 15.00 wib (sore), dengan serta merta kawan-kawan
pun berteriak gembira sembari mengeluarkan cat semprot dan mulai melakukan
aksinya menyemprot baju serta melakukan tanda tangan di setiap baju seragam
sekolah kami. Aku pun tak luput dari jahilnya Heri dan Roni teman sekelas ku. Baju
pun dari warna putih menjadi warna-warna seperti pelangi dan penuh dengan tanda
tangan. Itulah yang kami lakukan sampai sore hari dan kami pulang kerumah
masing-masing.
Setiba dirumah aku pun
menyapabapk dan ibu dan menyampaikan kabar gembira bahwa aku lulus SMA dan
serta memberitahukan bahwa besok kami semua di suruh kembali kesekolah ada
arahan dan bimbingan serta melakukan penanda tanganan ijazah SMA. Malam pun berlalu dan seperti
biasa kami melakukan kegiatan masing-masing dan aku pun selepas magrib pergi
ketempat pengajian ku di desa paloh lada di balai pengajian darul ulum. Saat itu
konflik di aceh masih terus berkecamuk dan belum ada tanda-tanda damai di
propinsi aceh.
Dalam perjalanan ke balai
pengajian, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan saling sahut-sahutan, aku bersama
tunis, wulan dan beberapa teman-teman yang lainnya takut tak palang tanggung. Kai
berlari pulang, hingga kami harus menerobos pagar komplek asean dengan cara
memanjat tebit kawat berduri. Sakit dijari dan kaki un dah tak terasa bagi kami
karena kami ketakutan dan lari pulang.
Saat itu aku masih numpang di
rumah adek mama yaitu bunda cek (nama panggilan) begitu sampai dirumah langsung
pintu di tutup rapat dan kami berdiam diri didalam rumah, begitu juga dengan
tunis yang rumah nya tidak jauh dari tempat tinggal ku. Bunyi tembakan pun
mulai mendekati tempat tinggal ku. Dan suara detak sepatu pun mulai terdengar
di luar rumah.
Beberapa jam kemudian suara
tembakan mulai hilang. Kami pun keluar dari rumah dan ngobrol di teras tentang
suara tembakan yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian malam sekamin larut
dan kami mulai terbui dalam tidur dan mimpi masing-masing.
Anjing mengongong, jangkrit
dan kodok saling sahut-sahutan, malam terasa sepi dan dingin mulai merasuk di
tulang dan sesekali terdengar ayam berkokok. Kami semua sudah terbuai dalam
tidur.
0 comments:
Post a Comment